Jumat, 10 Oktober 2008

Pembantu Lama Juga Berpikir Untuk Tinggalkan SBY

REAKSI tak puas juga diperlihatkan kelompok yang selama ini mendampingi SBY. Kita sebut mereka dengan istilah kelompok pembantu lama. Seperti PKS, mereka juga mempertimbangkan akan mengundurkan diri dari Cikeas. Pengunduran diri itu akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Kami khawatir kabinet yang akan terbentuk nanti tidak akan mencerminkan semangat perubahan yang dinanti-nanti rakyat. Mengapa klik yang selama ini menjadi masalah bagi bangsa kita sampai dipertimbangkan. Dalam beberapa hari ini kami akan pamit,” kata Ketua Media Center SBY-JK, Syahrial Nasution, tadi malam.

Menurut Syahrial, anggota kelompok lainnya yang juga tengah mempertimbangkan langkah pengunduran diri adalah Suko Sudarso, Rachmat Witolear, M. Djali Yusuf dan Agus Tagor.

Syahrial bercerita, Jumat malam lalu sekitar pukul 23.00 WIB, dirinya dan Suko bertemu dengan SBY. Dalam pertemuan itu, SBY kembali menegaskan dirinya yang akan menentukan menteri di kabinet. “Saya tidak bisa didikte siapapun. Soal nama dan posisi adalah keputusan presiden,” kata SBY saat itu seperti ditirukan Syahrial.

“Meski SBY punya kemampuan di atas rata-rata, toh sebagai manusia tetap bisa salah. Oleh karena itu SBY perlu forum dimana orang-orang yang tidak punya pamrih dan selama ini dekat dengan dia, seperti Suko Sudarso dan Rachmat Witoelar, diajak bicara,” ujar Syahrial lagi.

Dari dalam Cikeas terdengar kabar betapa panasnya suhu politik sepanjang hari kemarin. Kehadiran bekas Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) yang pernah ikut Konvensi Capres Golkar awal tahun lalu, Aburizal Bakrie dan pengusaha Rachmat Gobel mengagetkan sementara kalangan di Cikeas.

Mereka menduga, keputusan SBY untuk mempertimbangkan Aburizal merupakan bagian dari manuver politik yang dilancarkan “klik Golkar” di sekitar SBY.

“Skenario ini memang disusun oleh mereka untuk menguasai pemerintahan dan parlemen. Setelah ini mereka akan mendudukkan orang mereka, yang juga pernah ikut Konvensi Golkar sebagai Ketua Umum Golkar dalam Munas mendatang. Ini skenario jangka panjang untuk menguasai parlemen, Golkar dan berhadapan dengan SBY,” kata sumber lain di Cikeas.

Seorang anggota Paspampres juga disebutkan kaget saat sebuah mobil berhenti di depan kediaman SBY. Sebab, yang keluar dari mobil adalah seorang pengusaha yang selama ini, menurut si Paspampres, menjelang Pilpres 2004 sering nongkrong di Teuku Umar, kediaman Megawati. “Kami juga punya banyak bukti bahwa dia (pengusaha itu, red) dekat dengan Teuku Umar,” ujar sumber itu lagi.

Bekas Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA) Mayjen (pur) Syamsir Siregar yang juga dikenal sebagai pembantu lama SBY, tak mau berkomentar panjang soal perasaannya menyusul pemanggilan calon menteri SBY. Beberapa hari lalu Syamsir mengatakan bahwa kini banyak maling yang merapat ke SBY. “Hubungi saja teman yang lain. Saya tak bisa berkomentar,” katanya saat dihubungi tadi malam.

Dari luar pagar Cikeas, anggota Fraksi PAN di DPR Dradjad H Wibowo mengatakan, langkah SBY mengangkat ekonom Mari Pangestu sebagai menteri merupakan kesalahan besar. Dia menyebut paham neoklasik yang diyakini Mari sangat berbahaya bagi pembangunan Indonesia. Paham neoklasik ini percaya pada liberalisasi dan sangat pro pada terapi ekonomi Internasional Monetary Fund (IMF), yang terbukti malah memperburuk krisis ekonomi.

Aliran neoklasik juga sangat percaya pada privatisasi, dan selalu mengambil keputusan mencabut subsidi pada rakyat bila pemerintah mengalami kesulitan fiskal.

“Industri yang tidak bisa bersaing seperti PT Dirgantara cenderung akan ditutup atau diprivatisasi,” ekonom Institute for Development on Economics and Finance (Indef) ini saat dihubungi tadi malam.

Dradjad juga mengeluarkan ancaman. Katanya, jika Mari sampai ditunjuk sebagai menteri ekonomi, dirinya dan beberapa anggota DPR akan menggalang kekuatan untuk melakukan perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan yang akan dibuat ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu. GUH/IMI Rakyat Merdeka, 17 Oktober 2004

1 komentar:

Francisca Sestri mengatakan...

Sudah bisa ditebak, bahwa SBY tetap akan menyusun kabinet bayangan saat akan mencalonkan lagi di tahun 2009, hal ini akan semakin mengecewakan mantan-mantan pendukung th 2004, seperti halnya bp. Suko Sudarso, Syahrial nasution. Pasalnya SBY sulit menerima kritik.
Mengenai pendapat dradjad Wibowo adalah tepat, bahwa Marie Pangestu berpandangan pro perdagangan bebas, walau Yoseph stiglitz ekonom korporasi USA sdh mengatakan WTO dll tidak akan memeri dampak positif bagi negara berkembang dan negara miskin, pasti akan tergilas oleh negara maju. Dan krisis subprime mortgage dan Lehman Brothers bukti kegagalan korporat USA, sekarang saja BEI sdh suspend dan rupiah melemah terhadap USD menjadi Rp. 10.540 pada penutupan tgl 10-10-2008 di Bank Mandiri, gawat tidak jeli.....kata Dradjad yang akan rekaman lagu dengan Erros Shiela On Seven dan menolak menjadi Caleg th 2009 ini.